Satu hal yang kukhawatirkan ketika hendak liburan ke Jogja pasca Idul Fitri lalu. Aku takut nggak cocok dengan makanan di sana, khusus untuk makanan utamanya.
Kenapa? Aku selalu mengasosiasikan makanan Jogja dengan gudeg. Jadi sudah pasti makanan di sana bakalan manis semua. Dan aku nggak terlalu suka makanan utama atau makanan berat yang rasanya terlalu manis.
Maklum, aku ‘kan orang Madura. Terbiasa dengan makanan gurih. So, ini soal selera saja, ya. Bukan soal enak atau nggak enak.
Kuliner Jogja selain Gudeg
Tapi rupanya aku salah, Gaes. Ternyata, nggak semua makanan Jogja itu manis, euy. Setelah datang langsung ke Jogja dan mencoba beberapa kulinernya selain gudeg. Ternyata aku hampir suka semuanya.
Apa saja sih kuliner Jogja selain gudeg yang sudah kucicipi? Berikut daftarnya!
1. Olive Fried Chiken
Olive Fired Chiken, merupakan menu makan pilihan saudaraku. Waktu itu aku sempat mikir. Ngapain ke Jogja kalau cuma nyicipi ayam ala Kentucky? Tahu nggak apa kata saudaraku waktu itu?
Katanya, Olive Fired Chiken itu Kentucky khas Jogja.
Nah lho. Aku baru tahu dan langsung oke sama pilihan menu yang dia mau. Dan ternyata, wih rasanya enak. Nggak kalah sama fried chiken yang macam KFC dan McD.
Terus harganya itu, loh. Murmer, murah meriah banget. Paket nasi, ayam, dan es teh itu harganya mulai Rp10.000 saja.
Aku dan dua saudara saja waktu itu nggak sampe mengeluarkan uang 50 ribu. Padahal kami membeli 3 paket lengkap.
2. Sate Kere
Aku tuh orang Madura. Sate tentu bukan makanan yang baru lagi. Tapi, beda cerita sama jenis sate yang satu ini.
Namanya sate kere. Menurutku sate ini punya cita rasa baru buatku.
Selaku penyuka tetelan dan lemak, tentu aku harus mencoba menu sate kere di Jogja.
Penasaran nggak sih, kenapa namanya sate kere? Usut punya usut, ternyata karena sate ini bukan dari daging ayam atau sapi. Tapi dari lemak sapi. Harganya agak lupa, antara seribu atau dua ribu rupiah per tusuknya.
Rasanya? Mantaplah. Tapi sate ini harus kita nikmati pas masih panas atau anget. Kalau sudah dingin, satenya akan mengeras dan itu nggak enak.
Aku membeli sate kere ini di pasar Beringharjo yang letaknya masih di area Jl. Malioboro. Para penjual sate kere ini lokasinya ada di bagian belakang pasar.
3. Bakmi Jawa Mbah Gito
Mbak Mie Jawa Mbah Gito, lagi-lagi adalah menu pilihan saudaraku yang lainnya. Waktu itu kami pergi bertiga dan saling mencari kuliner Jogja selain gudeg yang akan kami coba.
Aku juga pensaran dengan bakmi Jawa, rasanya seperti apa. Jujur nggak pernah makan soalnya. Pernahnya cuma mie ayam dan mie yamin abang-abang gerobak.
Ciri khas bakmi Jawa ini ada pada mienya. Bentuknya panjang, lurus, silinder. Macam mie spageti bentuknya, tapi lebih kecil sedikit.
Soal cita rasa, Bakmi Jawa Mbah Gito ini bisa diterima oleh lidahku. Nggak terlalu manis. Dari dua menu yang ada, bakmi goreng dan bakmi rebus, aku lebih suka yang bakmi goreng.
4. Sate Angkringan
Yap, aku memang penggemar segala jenis sate. Bukan cuma sate ayam, sate kambing, atau sate daging sapi. Sate lain seperti sate telur puyuh, sate kerang, sate usus, sate sosis, sate kulit sapi, semuanya kusuka.
Makanya, untuk menu sate angkringan adalah menu pilihanku. Tau ankringan ‘kan? Ini adalah warung tepi jalan khas Jogja yang menjual aneka makanan yang sudah dibungkus keci-kecil dan aneka macam sate.
Memang, rasa sate di angkringan ini ada sedikit rasa manisnya. Tapi aku tetap suka karena rasanya nggak terlalu manis seperti gudeg. Aku juga bisa menjadikannya sebagai camilan.
Jadi, selama itu menjadi camilan dan nggak dimakan bersama nasi. Ya nggak masalah kalau sedikit manis. Hehehe, iya aku tahu kok. Urusan seleraku memang aneh.
Kuliner jogja selain gudeg tentu banyak banget. Sayangnya aku hanya sempat mencoba 4 di antaranya. Soalnya aku dan dua saudaraku juga nggak lama berada di Jogja, hanya 2 hari saja.
Karena Jogja memang bikin candu, aku masih punya niat untuk kembali lagi ke sana. Lalu mencoba berbagai kuliner Jogja yang belum pernah kucicipi sebelumnya.
Sebab sekarang aku sudah tahu bahwa nggak semua makanan di Jogja semanis Gudeg. Atau sebenarnya ada Gudeg yang rasanya nggak terlalu manis. Kalau ada yang tahu, boleh kasih informasi di kolom komentar dong.
Terima kasih…!
Note: Ini tuh pengalamannya Mbak Luluk Sobari, Lifestyle Bloger & Gardeing Enthusiast ya.