Etika Jualan Online di Facebook

6 Etika Jualan Online di Facebook, Kita Wajib Tahu!

Jualan Online di Facebook? Kenapa nggak? Bukankah sangat menyenangkan jika kita bisa mengumpulkan pundi-pundi uang di kala kita sedang berselancar di dunia maya? Secara, itu kan hal yang umum kita lakukan setiap hari.

Coba deh! Kita memperhatikan habit kebanyakan orang. Bangun tidur yang dicari adalah ponsel. Kemudian sebelum melakukan aktifitas lainnya, selalu menyempatkan diri membuka aplikasi bericon huruf F berlatar biru itu. Sekedar mengecek apa yang sedang happening di dunia maya atau menuliskan curahan hati.

Apalagi, pengguna facebook pun jumlahnya banyak. Berdasarkan hasil survey we are social aja nih, ada 130 juta pengguna bulan Januari 2021 di Indonesia. Dan mungkin akan terus bertambah setiap waktunya. Saking banyaknya, nggak heran jika Telkomsel menempatkan Veronika Asisten Virtual-nya di medsos ini.

Tapi, Gaes. Menggunakan media social semacam Facebook untuk dagang online juga nggak bisa sembarangan. Apalagi, om Marck Zucherberg sudah menetapkan beberapa aturan yang nggak main-main. Kita bisa disemprit kalau ngotot melanggar aturannya.

Etika Jualan Online di Facebook

Alih-alih langsung memosting dagangan secara brutal ditambah mengetag banyak orang, kita bisa melakukan hal-hal yang lebih elegan. Karena melakukan hal itu malah banyak resikonya lho. Apa saja?

Mereka yang merasa terganggu akan langsung meng-unfriend kita. Lebih parah lagi kita akan dilaporkan dan diblokir dari pertemanan mereka. Iyuh, nggak banget kan ya.

Selain itu, para admin Facebook akan menyemprit kita. Postingan itu bisa saja ditangguhkan dan nggak ditampilkan di beranda. Lha kan rugi. Boro-boro ada yang membeli. Bisa melihat dagangan kita juga nggak.

Jadi, ada beberapa etika dagang online di Facebook yang kudu kita perhatikan. Biar nggak kena semprit dan menambah jalan rizki nantinya.

1. Memahami Tujuan Orang Menggunakan Facebook

Kita harus memahami mengapa orang menggunakan facebook. Jelas sekali, tujuan utama mereka bukanlah membeli barang. Para pengguna itu hanya ingin bersosialisasi saja. Menyapa para teman online atau sekedar membagikan momen-momen berharga. Lantas apa jadinya jika mereka disuguhi postingan dagangan yang frontal?

Contoh Postingan Jualan Online
Contoh postingan jualan online dan kemungkinan respon calon customer

Mungkin kita bakal di-unfriend. Kita dianggap spammer atau pengganggu. Meski pengguna facebook ada jutaan kalau banyak yang menganggap kita begitu, ya sudahlah. Kita akan menemukan garis finish di dunia perdagangan online. Hehehe…

Jadi, please ya! Pahami mereka dan bersosialisasilah dengan baik di Facebook. Tunggu hingga mereka merasa nyaman denganmu. Karena rasa nyaman itu akan mengalahkan segalanya. Eciyeh…

2. Membangun Personal Branding adalah Hal Utama

Personal branding adalah upaya yang dilakukan untuk menciptakan dan memengaruhi persepsi public tentang kita dalam posisinya sesuai dengan bidang masing-masing. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kredibilitas, membedakan diri dari pesaing, meningkatkan tingkatan pengaruh dan sebagainya.

Lebih mudahnya begini. Kita ingin dilihat seperti apa oleh orang-orang di luar sana. Maka, kita mengusahakan untuk menjelaskan diri kita seperti itu. Mulai dari keseharian kita, kegiatan kita, kesenangan kita dan lainnya.

Bukan sesuatu yang mudah atau singkat untuk didapatkan. Tapi, bukan juga menjadi hal yang mustahil. Karena berbicara mengenai bisnis online adalah tentang kepercayaan. Maka, personal branding ini nantinya sebagai penunjang kepercayaan calon pembeli kepada kita.

3. Sharing Dulu Jualan Online Kemudian

Pernah nggak sih kita menemukan seseorang yang jualannya brutal. Tiba-tiba, dia memosting banyak foto dengan caption singkat. Ready stok misalnya. Atau harga sekian.

Bete nggak sih kalau menemukan hal yang begitu? Pastilah ya. Cobalah tempatkan kita pada posisi calon customer deh! Kalau kita merasa terganggu, begitu juga halnya dengan mereka. Jadi, sabar dulu!

Kita harus membuat teman-teman kita “ngeh” dengan produk kita. Lalu mengenalkan kepada kita apa saja manfaat produk tersebut. Kenapa kita harus menggunakannya dan lain-lain.

Selanjutnya, penjualan akan terjadi dong. Asal kita konsisten saja melakukan sharing-sharing hal yang bermanfaat terkait produk itu. Cemiau.

4. Mengutamakan Hubungan Baik Meski secara Virtual

Misalkan saja kita ingin membeli barang secara online. Kira-kira kita akan membelinya dari siapa?

Tentu saja, kita akan membeli dari seorang yang memiliki track record yang baik kan? Bisa saja, kita akan membeli dari seorang yang kita kenal. Karena tingkat kepercayaannya sudah tinggi. Makanya, kita yakin saja membeli jualan mereka.

Sehingga, kita harus menjalin hubungan baik kepada teman-teman di Facebook. Nggak ada salahnya kok sok kenal sok dekat (SKSD) secara virtual. Tapi, tetap memahami batasan ya. Jangan melakukannya kepada lawan jenis. Apalagi sampai curhat-curhatan. Nggak ada gunanya. Ntar malah terjerumus ke limbah dosa lho.

Mending SKSDnya sama orang yang mungkin membeli produk kita. Istilahnya target market yang pas. Sehingga tujuan jualan online kita makin kerasa dekat. Hehe…

5. Memastikan Kualitas Produk Sebelum Jualan Online

Beberapa orang mungkin memilih untuk menggunakan produknya terlebih dahulu. Hal ini semata-mata agar kita mengetahui kualitas produk itu dengan pasti. Jadi, kita bisa menjelaskan keunggulan dan manfaatnya dengan mudah kepada calon pembeli.

Kalau pun nggak menggunakannya terlebih dahulu pun nggak masalah. Tapi, kita harus memastikan untuk memilih supplier atau rekanan yang bagus. Pilih mereka yang hanya mengutamakan kualitas atas barang yang dibuat. Agar menghindari komplain dari pembeli.

Oh iya, kita harus menjelaskan kondisi barang yang kita jual dengan detail. Sampaikan jika memang ada perbedaan antara foto dengan kondisi aslinya. Seperti berapa persentase kesamaan warna dan lain-lain.

6. Menanggapi Komplain dengan Santun

Jangan berpikir bahwa berdagang online membuat kita bebas melakukan apa saja. Misal, ngamuk saat ada pembeli yang komplain. Toh, nggak ketemu orangnya. Dan dia sudah membeli barang kita.

Nggak boleh ya, Geng! Kita harus tetap menanggapi komplainan pembeli dengan santun. Kalau memang harus mereturn barang dan ada perjanjiannya, kita harus melakukannya dengan baik. Mengapa?

Kita tentu menginginkan setiap pembeli melakukan pembelian ulang (repurchasing) saat produknya habis. Dagang online jangka panjanglah ya. Bukannya berhenti pada saat mereka melakukan komplain dong.

Baca juga Kumpulan Artikel

Kesimpulan

Ingat ya, Geng! Bisnis online itu mengutamakan kepercayaan. Jadi, bangunlah hal itu dengan baik dan jangan pernah menghancurkannya. Karena kepercayaan yang sudah hancur akan susah disatukan kembali.

Makanya ada seenggaknya 6 Etika Jualan Online di Facebook yang harus kita laksanakan. Semoga bermanfaat.

Related Posts

14 thoughts on “6 Etika Jualan Online di Facebook, Kita Wajib Tahu!

  1. Aku juga bete sih kalo ada orang yang begitu dikonfirmasi pertemanannya langsung menghujani DM dg jualannya, udah pasti langsung aku blokir deh. Aku juga jualan tapi ga suka yang promonya membabi buta, sampe kayak neror gitu. Kalo cara merketingnya oke, barangnya oke dan aku suka barangnya, kadang aku beli kok

    1. Yups,, secara ya kalau bisnis online itu kita nggak ketemuan. Jadi kalau nggak ada rasa saling percaya ya gimana gitu.. Hehehe

  2. Iya nih, harus bisa menjaga etika jualan ya ketika hendak menawarkan produk kita di facebook. Mungkin bisa share fungsi dan kelebihan produk dulu secara bertahap. Baru kemudian pelan-pelan approach teman setelah product knowledgenya digelar di beberapa postingan sebelumnya.

    1. Iya kak.. Kalau teman-teman udah pada ngeh tentang fungsi dan kelebihannya tentu akan banyak yang melirik juga. Hehehe

  3. Betul mba dimanapun harus ada etikanya, agar penjual senang, pelanggan juga bahagia. Setuju banget sih dengan tips sharing dulu, jualan kemudian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *