Sudah bukan rahasia umum lagi. Nonton drama Korea sambil ngemil. Mau seberapapun banyaknya itu cemilan. Pasti akan kita habiskan. Seringnya tanpa sadar. Tahu-tahu bungkusnya sudah kosong semua.
Hayo! Siapa yang kayak gitu? Hehehe… Aku juga sama kok.
Gimana ya? Ngemil itu emang nikmat sih. Makanya, sering kali kita lakukan tanpa sadar. Tangan terus bergerak. Mulut terus mengunyah. Eh tahu-tahu rasa bersalah muncul saat bungkus cemilan sudah bertebaran.
Dulu, aku pikir solusinya cuma satu. Stop ngemil. Tapi tahu sendiri ‘kan. Psikologi manusia tuh gimana. Makin dilarang kayak makin tergoda gitu lho. Iya ‘kan?
Sampai akhirnya aku kenal sama satu konsep sederhana tapi ngena banget. Namanya mindful eating. Dan sejak saat itu, hubungan aku dengan makanan, khususnya cemilan, jadi jauh lebih sehat (dan damai).
Ngemil Itu Nggak Salah, Tapi Caranya yang Perlu Dibenahi
Mindful eating itu bukan tentang metode diet. Bukan juga aturan makan yang ribet. Intinya sih cuma satu. Makan dengan sadar.
Lha. Emang selama ini kita makan dengan nggak sadar apa ya?
Nyatanya, kalau kita ngemil sambil nonton drama Korea misalnya. Kita nggak bakalan fokus sama camilan. Yang ada, kita fokusnya sama tontonan. Benar nggak?
Konsep ini tuh mengajak kita untuk benar-benar hadir saat makan. Bukan sekadar masukkan makanan ke mulut. Tapi juga merasakan rasa, tekstur, aroma, bahkan emosi yang muncul waktu makan.
Dan ini bukan soal makan besar aja. Justru saat ngemil, konsep ini jadi penyelamat utama dari yang namanya “kebablasan”.
Kenapa Mindful Eating Cocok Buat yang Suka Ngemil?
Soalnya, ngemil sering jadi pelarian. Lagi stres, bosan, atau cuma butuh teman nonton doang. Tangan otomatis cari makanan.
Iya banget sih. Aku jadi ingat waktu ada kepentingan proyek ke Dinas Lingkungan Hidup Indonesia.
Teman seperjalananku membawa camilan yang lumayan banyak. Sambil ngobrol seru, tangan kami asyik nyomot camilan itu. Ajaibnya, pas sampai di kantor DLHI, semua camilan itu habis.
Mau syok dan bertanya kemana semua camilan yang dibawa itu kok bungkusnya bertebaran di bawah kaki kami. Ya sudahlah. Nggak masalah. Toh camilannya sudah berpindah ke perut kami.
Nah, mindful eating mengajarkan kita untuk pause sebentar. Nanya ke diri sendiri. “Aku lapar beneran, atau cuma pengen ngunyah?”
Saat mulai sadar sama kebiasaan ngemil, kita jadi lebih bisa kontrol. Bukan buat menyiksa diri. Tapi biar kita nggak menyesal belakangan.
6 Langkah Praktis Mindful Eating Saat Ngemil
Kalau kalian mikirnya menerapkan mindful eating saat ngemil tuh rumit. Maka, kalian salah.
Nggak perlu jadi ahli gizi kok buat mulai. Cukup coba langkah-langkah berikut ini:
1. Cek Sinyal Tubuh: Lapar Beneran atau Cuma Butuh Pelarian?
Sebelum ambil camilan, coba deh kalian berhenti sejenak dan tanya ke diri sendiri!
“Aku tuh lapar beneran atau cuma butuh pelampiasan?”
Lapar beneran biasanya muncul perlaha. Ada rasa kosong di perut dan tubuh butuh energi.
Tapi kalau tiba-tiba ingin makanan tertentu (misalnya pengin banget bakso mercon), bisa jadi itu lapar bohongan. Mungkin, kamu cuma pingin mulutmu ngunyah doang.
Mindful eating mengajak kita untuk jujur pada diri sendiri. Jangan salah ya! Kadang ngemil itu cara tubuh minta perhatian lho. Bukan salah, tapi kita hanya perlu menyadari.
2. Pilih Camilan dengan Niat, Bukan Asal Ngambil
Seringnya, saat merasa pingin ngemil. Kita nyomot apapun camilan yang ada di depan mata. Kalaupun nggak ada makanan. Ya sudah, kita bikin camilan dari bahan seadanya.
Padahal belum tentu kita suka sama camilan tersebut. Semacam, ya sudah sih. Yang penting ada camilan yang masuk mulut. Daripada nggak ada sama sekali.
Mindful eating menyarankan kita untuk memilih makanan. Bukan asal mengambilnya.
Jadi, ambillah camilan yang benar-benar bisa kamu nikmati. Misalnya, satu potong cokelat favorit, biskuit buatan rumah, atau potongan buah yang segar.
Dengan memilih, kamu memberi penghargaan ke dirimu sendiri dan memperlambat ritme otomatis makan tanpa mikir.
3. Minimalkan Distraksi
Langkah ini yang paling sulit. Seringnya, kita pingin ngemil tuh saat kerja atau nonton drama Korea.
Sambil nonton, tahu-tahu camilannya habis. Padahal, kita merasa kayak belum makan apapun.
Tapi, Bestie. Konsep ini tuh mutlak menghadirkan kita saat ngemil. Nggak ada lagi ceritanya, ngemil tanpa sadar lagi.
Makanya, coba deh makan tanpa gangguan. Duduk di meja! Lihat makananmu! Kalau mau setel musik tenang juga boleh. Biar suasana lebih mindful.
Kedengarannya emang berlebihan sih. Tapi coba aja dulu! Yakin deh! Efeknya nanti pasti beda banget.
4. Rasakan Gigitan Pertama Seperti Kenalan Pertama
Jadi ingat sama highlight salah satu iklan beberapa waktu lalu. Entah iklan apaan. Aku lupa.
Kesan pertama selalu menggoda. Selanjutnya, terserah anda.
Konsep mindful eating tuh gitu juga. Gigitan pertama adalah hal yang penting. Kok gitu?
Soalnya, di situlah kita bisa benar-benar merasakan rasa asli makanan. Teksturnya renyah atau lembut? Rasanya manis alami atau gurih? Semuanya dah.
Fokus deh sama panca inderamu. Nikmati gigitan pertama dengan penuh kesadaran. Lalu lanjutkan secara perlahan. Setiap gigitan itu bisa jadi pengalaman lho. Bukan sekadar rutinitas ngemil doang.
Kalau biasanya 1 bungkus keripik terasa kurang. Dengan mindful eating, kamu bakalan puas hanya dengan beberapa potong.
5. Perlambat Ritme Mengunyah
Mindful eating mengingatkan kita bahwa makan bukan lomba lari. Siapa duluan habis, dia yang jadi juaranya. Nggak begitu ya.
Berikan jeda antar gigitan. Letakkan makanan di tangan atau piring. Jangan langsung dari bungkusnya!
Tarik napas, kunyah perlahan, dan nikmati.
Semakin pelan kamu makan, semakin kamu bisa menangkap sinyal kenyang dari tubuh. Ini cara alami menghindari over-eating tanpa harus menghitung kalori.
6. Berhenti Sebelum Kenyang, Bukan Setelah Piring Kosong
Kalian pernah nggak sih merasa kekenyangan banget setelah kelar makan. Padahal, pas suapan terakhir, rasanya kalian masih bisa menghabiskan sepotong ayam lagi.
Wajarlah begitu. Soalnya, tubuh kita butuh waktu sekitar 20 menit untuk memberi sinyal kenyang ke otak.
Jadi, kalau makan pelan, kalian bisa merasakan saat cukup itu datang. Sehingga, kalian bisa berhenti sebelum camilan habis.
Ingat ya! Mindful eating bukan soal menghitung porsi dengan ketat. Tapi, lebih ke mendengarkan sinyal tubuh.
Dan berhenti makan bukan berarti kalian menyia-nyiakan makanan ya. Tapi, justru menghormati tubuh kalian. Nggak memberikannya asupan yang berlebihan.
Mindful Eating Itu Proses, Bukan Target Harian
Kamu nggak harus selalu berhasil di percobaan pertama lho. Kadang tetap kebablasan itu hal yang manusiawi. Tapi setiap kali kalian sadar, itu sudah langkah maju.
Cobalah mulai dari satu sesi ngemil dalam sehari. Duduk dengan tenang. Makan secara perlahan. Lalu lihat bagaimana tubuh (dan pikiranmu) merespons.
Mindful eating mengajari kita untuk berdamai dengan makanan. Bukan dengan melarang ngemil. Tapi dengan memahami.
Penutup
Ngemil nggak perlu jadi musuh. Dengan mindful eating, kita bisa tetap menikmati camilan favorit tanpa rasa bersalah.
Dan siapa tahu, justru dari camilan kecil itu, kamu mulai belajar mengenal tubuhmu lebih dalam.
Jadi, camilan apa yang bakal kamu nikmati dengan sadar hari ini?