Kinerja karyawan akan berpengaruh kepada tingkat produktivitas serta kualitas jasa atau produk yang dijual perusahaan. Tanpa kinerja yang baik dan meningkat seiring waktu, perusahaan tidak akan mampu bersaing dengan kompetitor yang lain. Itulah sebabnya perusahaan harus mendeteksi berbagai kendala dalam kinerja seperti kinerja yang tidak meningkat atau malah menurun.
Makanya, hampir di semua perusahaan akan ada yang namanya penilaian kinerja. Biasanya menjelang akhir tahun bersamaan dengan perhitungan bonus. Kalau ada. Hehehe…
Jadi, seperti apa sih perusahaan mendeteksi performa setiap karyawannya? Simak ulasan di bawah ini!
Sebenarnya, kinerja karyawan yang tidak meningkat bukan sekadar pertanda bahwa karyawan tersebut tidak kompeten atau malas dalam melakukan tugas. Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan sehingga tidak dapat meningkat sesuai apa yang diharapkan. Untuk lebih jelas, inilah beberapa alasan umum mengapa kinerja karyawan tidak meningkat.
Kesehatan Karyawan Terganggu
Kesehatan karyawan adalah faktor utama dari kinerja karyawan. Sebab, kesehatan akan berpengaruh besar dengan kemampuan untuk menganalisis, memproses, dan menyelesaikan berbagai tugas yang ada. Jika kesehatan karyawan sudah terganggu, maka dapat dipastikan kinerjanya akan stagnan di situ-situ saja.
Untuk mengatasinya, perusahaan dapat memberikan program jaminan sosial kesehatan bagi seluruh karyawan, yakni BPJS Kesehatan. Bila memungkinkan dan memang dibutuhkan, perusahaan boleh memberikan fasilitas asuransi swasta yang akan mendukung program BPJS Kesehatan yang sudah disediakan. Dengan begitu, karyawan dapat rutin memeriksakan diri mereka ketika sakit. Sehingga, dalam kondisi sakit atau kurang sehat, karyawan bisa segera pulih dan siap untuk bekerja.
Hal ini akan menguntungkan semua pihak. Baik perusahaan sebagai pemakai jasa karyawan juga karyawan yang menerima upah dari apa yang mereka kerjakan.

Baca juga: Mengapa Learning Culture Penting dalam Perusahaan
Tidak Cocok dengan Tim
Kecocokan tim akan berdampak pada kinerja dalam perusahaan. Contohnya, karyawan yang cocok untuk bekerja di suatu divisi akan mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan karyawan yang tidak cocok dengan timnya. Bukan menjadi hal asing bahwa sering terjadi ketidakcocokan di antara karyawan satu tim. Hal ini bukan perkara mudah, mengingat suatu divisi atau tim terdiri dari berbagai jenis orang dari latar belakang yang berbeda.
HRD dapat mencoba “menyatukan” tim yang tidak begitu cocok satu sama lain dengan melakukan pendekatan secara bersahabat. Tanyakan apa yang menjadi kendala kinerja bagi setiap individu dalam tim tersebut, kemudian telaah kembali masalah seperti apa yang mengakibatkan karyawan tidak cocok dalam suatu tim. Dengan begitu, HRD bisa menjadi mediator bagi tim dan membantu menyelesaikan masalah agar tak berlarut.
Semakin cepat HRD mengatasi ketidakcocokan ini, maka semakin cepat pula perusahaan memperoleh tujuannya. Bagaimana tidak, jika tim menjadi solid maka pekerjaan akan semakin mudah dan hasilnya pun akan sangat memuaskan.
Lingkungan Kerja Kurang Menyediakan Media Pengembangan
Pengembangan dan pelatihan menjadi salah satu media pengembagan bagi kinerja karyawan. Namun, bagaimana ketika dalam suatu perusahaan, media pengembangan tersebut justru tidak ada atau kurang terpantau dengan baik? Tentu tidak mungkin kinerja karyawan bisa meningkat.
Oleh karena itu, HRD sebaiknya merancang program pelatihan dan pengembangan yang komprehensif dan detail. Jadi, implementasi program pengembangan bisa lebih matang dan tepat sasaran. Misalnya, HRD bisa mencoba menggunakan Learning management system dari LinovHR dengan berbagai fitur lengkap di dalamnya.
Atasan Tidak Mampu Mengelola Staff
Kinerja karyawan menjadi stagnan bisa juga disebabkan dari atasan itu sendiri. Bagaimana bisa? Sebab, atasan tidak mampu mengelola staf dengan baik dan benar. Atasan yang baik bukan hanya atasan yang terampil dan cerdas, tetapi juga mampu mendekati dan memberikan rasa percaya kepada karyawan yang di bawahnya. Sehingga suasana kerja yang lebih nyaman akan tercipta serta membantu peningkatan kinerja.
Solusinya, HRD dan jajaran manajerial dapat langsung berdiskusi mengenai strategi apa saja yang bisa dilakukan untuk mengelola karyawan. Golongan karyawan angkatan muda (generasi milenial dan generasi Z) tentu memiliki pola kerja yang jauh berbeda dengan karyawan angkatan tua (baby boomer). Dengan begitu, pihak atasan seperti manajerial atau supervisor mempunyai pandangan lebih jelas bagaimana cara mengelola dan memaksimalkan kinerja karyawan.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai alasan apa saja yang menjadikan kinerja karyawan tidak meningkat. Perusahaan perlu menjadikan hal ini sebagai perhatian lebih. Karena, bisa saja hal tersebut justru terjadi di perusahaan Anda. Semoga informasi di atas dapat membantu!
pelatihan kerja dan evaluasi karyawan memang perlu ya, jadi dari sini karyawan bisa tau keterampilan diri apa yang perlu dikembangkan
apalagi kalau pelaltihannya dibuat secara fun biar nggak stress juga menjalani pelatihannya
Aku sebagai karyawan selalu berusaha kasih effort biar kinerja meningkat, cuma kadang ngedrop juga kalo ada masalah baik itu di kantor atau di rumah. Kalo udah kaya gitu, aku selalu coba ingat lagi, apa alasan aku memulai bekerja 🙂
Benar sekali, Mbak Yuni. Saya pun mengalami hal ini. Dulu saat berangkat kerja, saya semangat. Eh.. pas di tempat kerja jadi turun. Banyak faktor penyebabnya. Termasuk teman kerja yang tidak maksimal kerjanya. Padahal ini kerja tim. Tidak ketinggalan dari perusahaan juga. Dan benar, karyawan mendapatkan tunjangan kesehatan, gaji pas, termasuk Bos yang pas, pastinya meningkatkan kinerja karyawan. Pastinya lingkungan kerja juga yang nyaman.
Nggak jarang juga pimpinan yang kurang mampu mengelola staff kak.
Tapi pastinya ada faktor lain juga ya.
PEnting banget untuk membuat para karyawan bisa bekerja efektif dan tetap bahagia eeaaa
Sebagai atasan juga harus introspeksi diri kenapa karyawabnya gak meningkat kemampuannya, walaupun banyak hal yang mempengaruhi. Toh untuk kebaikan perusahaan juga
pemikiran dan pandangan tentang karyawan untuk saat ini berubah. kalau dulu sebagai alat tapi sekarang sudah berganti menjadi Sumber daya yang harus dirawat. Sehingga perlu banget dimaintenance dan perlu dikelola dengan baik
Bener banget nih. Memang banyak hal yang bikin kinerja terlihat jelek. Intinya, mesti right man on the right place with the right team.
Ada yang pernah daku alami juga itu, dimana pas ganti atasan malah jadi gak enak suasananya. Udah deh bikin gak produktif. Eh ini mah malah dari sisi karyawanannya, hehe #curcol
wah benar ini mbak, klo karyawannya lebih produktif, pastinya perusahaan juga ikutan untung ya mbak
dan emang, suasana kerja yg nyaman bikin lebih produktif saat bekerja
Betul sekali mbak apabila kita tidak cocok dengan team kerja kita bisa tidak meningkat karena kerjanya jadi nggak semangat gara-gara nggak cocok.
Nah..rang orang perusahaan mesti disodorin link postingan ini nih biar mereka pada baca dan pahami. Dan jangan lupa, agar diterapkan juga.
Hehehehe… Pada intinya, kalau kerjaan si karyawan selalu semrawut dan bikin bos esmosi. Ya beararti kurang piknik ya mbak 😂
Memang ada banyak faktor yang mendukung produktivitas karyawan ya. Sebagai bos perlu tahu banget tuh apa-apa saja yang bikin karyawan nggak semangat kerja.
Tambahan,
Gajinya gak memuaskan
Heheh
Memang faktor2 tersebut sangat berpengaruh
He’em bos juga butuh perhatikan karyawan, tpi nggk trlalu d manjakan jg
Semangat buat para calon atau karyawan
Mantap semangat trus ngeblog nyaa
kalau menurutku sih, dari sekian alasan mengapa karyawan malas2an kerja tuh kuncinya ada di atasan.
seringkali yg terjadi atasan selalu menggunakan pola komunikasi atasan – bawahan. Ini tanpa disadari membuat karyawan semacam kerja di bawah tekanan.
alngkah baiknya bos/ atasan menciptakan suasana kekeluargaan di dalam lingkungan kerja, insyaallah karyawan semakin betah berlama2 di kantor dan akan meningkatkan performa kerja karyawan
Ada satu yang saya pelajari dari blog ini.
Yaitu dalam pembuatan banner.
Banner memanjang dapat dimuat di Facebook dengan sangat bagus
Bener banget 🤔 Tanpa kinerja yang baik dan meningkat seiring waktu, perusahaan tidak akan mampu bersaing dengan kompetitor yang lain.
Meskipun belum pernah ngerasain jadi karyawan tapi ikut paham dengan dinamika kehidupan kerja. Semangat untuk para pekerja.
bukan hanya bawahan, atasan juga harus intropeksi diri. apakah gaya kepemimpinanya sudah bisa diterima oleh bawahannya.
Memang berbagai macam alasan membuat karyawan bekerja secara tidak maximal,maka dari itu antara karyawan dan atasanya harus saling berkomunikasi jadi tau letak2 kesalahannya masing-masing dimana👍
Sudah beberapa kali coba rekrut karyawan, gak ada yang serius kerja, maunya upah tau gajinya saja. Akhirnya dipecat aja …