Hutan adalah sumber pangan. Entah apakah terasa berlebihan jika kita mengatakan kalimat itu. Pada kenyataannya, ada banyak sekali tumbuhan yang bisa kita petik untuk kita konsumsi. Tak hanya sebagai bahan pangan, tapi juga bisa kita jadikan sebagai obat-obatan herbal. Salah satu contoh tumbuhan pakis, meski ada banyak tumbuhan lain selain itu.
Lalu apakah kalian pernah mencoba sayur pakis? Oseng-oseng pakis misalnya. Aku akan berbagi sedikit pengalaman terkait sayur pakis di tulisan yang dimuat di laman Filia Suka Nulis ini.
Jadi, beberapa tahun lalu, tepatnya ketika saya masih kuliah, ada program Praktek Kerja Lapang (PKL) di semester enam. Anak pertanian tentu memilih lokasi seputar pertanian atau perkebunan. Demikian juga halnya dengan kami.
Saat itu, kami memilih PTPN XII sebagai tempat tujuan PKL. Kami menyadari lokasi PKL bukanlah lingkungan perkotaan yang akses kemana pun serba mudah. Bahkan, kami harus benar-benar memikirkan masalah konsumsi selama di sana. Karena apa? Lokasi pasarnya jauh. Kami harus puas hati berbelanja di warung.
Namanya juga warung, persediaannya tidaklah selengkap pasar. Jangan berharap kami akan mendapatkan bahan-bahan segar, seperti sayur dan ikan. Itu hanya akan didapatkan ketika pemilik warung baru belanja. Selebihnya, kami harus bersedia menikmati makanan cepat saja seperti telur, mie instant, tempe dan teman-temannya.
Singkat cerita, informasi berharga pun kami dapatkan. Para pekerja kebun memberi tahu mengenai tumbuhan pakis yang bisa kami petik untuk dijadikan sayur peneman nasi, selain mie instant. Lalu kami pun mulai bergerilya menyambangi pinggiran hutan hanya untuk mendapatkan pakis yang tumbuh liar di sana.
Karena Hutan Adalah Sumber Pangan
Kalau ada yang bertanya, apakah kami tidak khawatir mengonsumsi pakis yang notabene adalah tumbuhan liar? Siapa tahu nanti keracunan dan sebagainya? Maka jawabannya tidak sama sekali. Mengapa? Karena hutan adalah sumber pangan. Lagipula warga setempat tentu tidak akan mengusulkan tumbuhan itu, jika memang pernah ada kasus keracunan.
Bahkan The Principal Scientist, CIFOR pernah mengemukakan sebuah statement yang menyebutkan bahwa jika kita bersungguh-sungguh mengenai keamanan pangan global, kita tidak bisa mengabaikan peran hutan dan pohon sebagai penyedia langsung.
Tentang Pakis, Sumber Pangan dari Hutan
Namun begitu, tidak semua jenis pakis bisa kita konsumsi ya teman. Ada juga pakis yang hanya kita manfaatkan sebagai tanaman hias. Jadi, pakis seperti apa yang bisa dijadikan sebagai sayuran?
Menurut wikipedia, bagian yang bisa dikonsumsi pada tumbuhan pakis oleh penduduk Asia Tenggara adalah ental mudanya. Daun yang bergerombol di bagian ujung rimpang tegak.
Biasanya dimasak tumis atau oseng-oseng seperti yang telah kami lakukan atau bisa juga dijadikan lalapan. Namun, tumbuhan ini tidak dianjurkan dikonsumsi pada saat mentah karena mengandung asam sikimat yang mengganggu pencernaan manusia. Jadi, pakis sayur harus dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
Kandungan Pakis
Nur Andarwulan dan RH Fitri Fradilla dari South East Asia Food and Agricultural Science and Technology Center, Institut Pertanian Bogor (IPB) Bogor, dalam buku Senyawa Fenolik pada Beberapa Sayuran Indigenous dari Indonesia (Penerbit Seafast Center IPB, 2012), dikutip dari satuharapan.com, meneliti mengenai kandungan asam fenolat pada 24 jenis sayuran indigenous Indonesia yang berasal dari Jawa. Salah satu di antara sayuran itu adalah pakis sayur.
Dari penelitian itu, mereka menemukan bahwa pakis sayur terbukti memiliki senyawa fenol tinggi yakni 61,56mg/100 gr, dan merupakan sumber antioksidan yang tinggi. Dimana Asam fenolat merupakan antioksidan yang sangat kuat dan memiliki aktivitas antibakteri, antivirus, antikarsinogenik, antiinflamasi, dan aktivitas vasodilatory.
Ternyata banyak juga ya manfaat pakis hutan. Dulunya kami berpikir bahwa pakis adalah alternatif lain agar kebutuhan sayur kami tercukupi di tempat PKL. Kami tidak menyangka ternyata ada kandungan lain ada di tumbuhan liar yang kami konsumsi. Semacam sekali dayung dua tiga pulau terlampau lah.
Lalu Apakah Perlu Menjaga Kelestarian Hutan
Di CIFOR pernah ada penelitian yang menemukan bahwa masyarakat yang tinggal dekat huan dan bentang alam berbasis pohon memiliki diet lebih baik dibanding masyarakat lain, terlepas dari kondisi kemiskinan. Mereka juga menyebutkan bahwa keberadaan sayuran liar, siput, sejumlah sumber mikro-nutrisi dan protein sangat penting dan tidak bisa diremehkan.
Selain itu, keberadaan hutan erat kaitannya dengan sumber oksigen dunia. Dimana oksigen dihasilkan dari proses fotosintesis tumbuhan. Lalu apa jadinya jika hutan tidak kita terjaga kelestariannya? Karena itulah tidak berlebihan jika salah satu kampanye WALHI adalah mengenai Hutan dan Pesisir.
Memangnya WALHI itu apa? Walhi adalah organisasi non profit yang fokus dan peduli dengan kelestarian hutan di Indonesia.
Sumber
1. Artikel Hutan Sebagai Sumber Pangan dalam web forestnews.cifor.org
2. Artikel Pakis Sayur Tumbuhan Liar Kaya Oksidan dalam web satuharapan.com
3. Artikel rintisan mengenai Paku Sayur dalam web wikipedia.com
Tulisan ini diikutsertakan pada Forest Cuisine Blog Competition bersama WALHI dan Blogger Perempuan
Saya belum pernah makan pakis ini. Jadi penasaran seperti apa rasanya.
Semoga dengan ini, hutan semakin dijaga kelestariannya. Karena ternyata bisa juga jadi sumber bahan pangan yang beemanfaat. Apalagi keadaan sekarang, lahan pertanian semakin terbatas.
Pakis adalah sayuran ternikmat kala itu, Mbak. Hehehe
Dewi pernah makan pakis, makan bareng sama bumbu pecel enak. Sekarang makin semangat makan pakis nih tau kandungan gizinya yang bagus banget buat tubuh😍
Enak banget ya mbak. Yuni juga doyan. Hehehe
Sering lihat pakis di pasar tumpah dekat rumah. Kelihatannya segar enak. Tapi masih belum berani coba buat masak. Baca tulisan mba Yuni jadi tau ternyata banyak ya manfaatnya selain buat dimasak.
Cobain Mbak. Buat variasi sayuran boleh juga lho. Hehehe
Sayur pakis dibumbu gulai rasanya enak sekali. Daunnya kerasa krenyes-krenyes gitu ya..
Semoga kelestarian hutan bisa terjaga dengan baik dan aneka sumber pangan bisa terus tersedia
Yuni cuma pernah buat sayur tumis pakis. digulai berasa jadi makanan padang nggak sih.
Aku pernah beberapa kali beli makanan dengan menu tumis daun pakis. Tapi kalo masak sendiri belum pernah, padahal rasanya enak, aku suka 😍
Kapan-kapan mau coba masak
Masaknya nggak ribet kok, Mbak. Sama lah dengan sayuran lainnya. Hehehe
Wah satu IPB beda jurusan ciiin keren ulasannya, pakis kan enak buat urap dan pecel yaaak. Aku angkatan 27 jurusan Pendidikan Matematika FMIPA
Yuni pertaniannya di Universitas Trunojoyo Madura, Miss Juli. Hehehe
Wah rasanya gimana ya, saya tidak pernah memasak sayur pakis sebelumnya. Memang ada di pasar tradisional dijual, tapi saya bingung cara masaknya gimana. Terima kasih sharingnya.
Lebih enak ketimbang sayur kangkung, Mbak. Masaknya sama aja kayak tumis kangkung. Hehehe. yuni sih baru bisa buat tumis aja sih. Hehehe
wah aku baru tau ternyata pakis memiliki kandungan sumber antioksidan yang tinggi 😀 terimakasih infonya
Terima kasih kembali sudah mampir di postingan kami. Jangan sungkan untuk memberikan saran dan kritik ya kak.