Setelah bekerja beberapa waktu, mungkin ada sebagian orang yang merasa ingin berhenti. Berdasarkan pengalamanku, itu bukanlah keputusan yang mudah. Cenderung sulit karena kita harus memikirkan apa alasan resign terbaik dan profesional serta gimana cara menyampaikan resign dengan benar ke bos.
Bukannya apa. Meski kita sudah lelah bekerja di perusahaan tersebut, kita pasti ingin memiliki track record yang bagus. Hal ini juga bisa menjadi pertimbangan untuk karir kita selanjutnya.
Jadi, apa saja alasan profesional yang bisa kita saat memutuskan untuk berhenti bekerja dari sebuah perusahaan?
Alasan Resign Terbaik
Beberapa waktu lalu, keputusan untuk resign benar-benar memusingkanku. Maksudku, aku ‘kan nggak bisa langsung melempar surat resign gitu saja ke hadapan si bos. Walaupun, mungkin tingkah si bos terasa sangat menyebalkan bagiku. Tetap, pasal yang berlaku adalah bos akan selalu punya kesempatan untuk menyalahkan kacungnya. Benar nggak?
Lagian ya, kita boleh saja resign dari perusahaan tempat kita kerja. Tapi, kita tetap harus punya reputasi yang baik. Apalagi, kalau kita masih berencana untuk bekerja di perusahaan lain.
Beda cerita kalau kita sudah punya persiapan sebelum resign yang matang. Mungkin kita nggak bakalan pusing untuk mencari alasan resign yang profesional, seperti yang kusebutkan di bawah ini:
1. Alasan Keluarga
Keluarga bisa menjadi kambing hitam yang sempurna untuk alasan kita berhenti kerja. Apalagi kalau kita adalah seorang perantau. Katakanlah bahwa kita ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan keluarga dan lain sebagainya.
Banyak rekan kerjaku yang menggunakan alasan ini untuk berhenti kerja. Menurutku, si bos pun nggak punya amunisi buat mencegah niatan kita agar nggak resign. Dengan kata lain, jalan kita untuk melenggang pergi dari perusahaan bakalan mulus kayak kulit bayi baru lahir. Hehehe….
2. Jenuh dengan Pekerjaan
Rasa jenuh pasti akan menghampiri. Terlebih saat kita melakukan pekerjaan yang sama untuk waktu yang lama.
Bila kita merasakannya dalam pekerjaan dan nggak bisa kita hilangkan dengan cara istirahat sejenak. Maka, kita boleh mengajukan resign dengan alasan ini.
Meski begitu, kita harus memastikan bahwa kita sudah punya perencanaan keuangan sebelum resign yang baik. Biar nggak pusing dengan kondisi setelah resign. Siapa tahu saja kita nggak langsung dapat kerjaan atau aktivitas produktif yang menghasilkan uang.
3. Mencari Tantangan Baru
Ada orang-orang yang selalu optimis dan menyukai hal-hal baru, baik dalam kehidupan pribadi atau pekerjaan. Bagi mereka, pekerjaan yang stabil mungkin terasa kurang menantang. Bikin mereka merasa kurang nyaman.
Nggak heran sih kalau ada orang-orang yang memberikan alasan berhenti kerja untuk mencari tantangan baru. Kalau dia termasuk staff dengan kinerja yang bagus mungkin akan mendapat tawaran untuk naik jabatan. Tinggal dia mau atau nggak dengan penawaran itu.
4. Pendidikan
Sebenarnya, ada beberapa rekan kantorku yang masih bekerja sambil melanjutkan pendidikannya. Mereka mengambil kelas ekstensi gitu. Di mana kuliahnya bisa malam hari setelah pulang kantor.
Tapi, ada juga yang inginnya fokus ke pendidikan. Sehingga, mereka memilih resign karena ingin melanjutkan kuliah.
Perusahaan sih sudah pasti memberikan support bagi karyawannya yang ingin mengembangkan diri. Beberapa bos mungkin akan memberikan counter offer pada karyawannya yang ingin kuliah untuk tetap bekerja sambil leluasa melanjutkan pendidikan.
5. Merasa Nggak Maksimal dalam Bekerja
Alasan mengundurkan diri karena merasa nggak maksimal dalam bekerja tuh bukan hal yang lebay. Maksudku, kalau kita saja nggak merasa bisa bekerja dengan maksimal, kebayang dong hasil kerja kita seperti apa?
Daripada kena omel sama bos karena kinerja nggak sesuai dengan harapan perusahaan. Bukankah lebih baik kalau kita mundur saja? Cari pekerjaan lain yang bisa membuat kita bekerja dengan sepenuh hati.
6. Nggak Sesuai dengan Latar Belakang Pendidikan
Bekerja nggak sesuai latar belakang pendidikan bukan lagi hal yang asing. Teman-temanku yang jurusannya Pertanian banyak kok yang bekerja sebagai customer service atau teller bank.
Lagian nih ya, sekarang tuh hampir semua perusahaan menginginkan karyawan yang serba bisa. Belum lagi kalau berhadapan dengan kemajuan teknologi. Kita kayak dipaksa buat upgrade kemampuan diri.
Oleh karena itu, nggak papa lho bila kita ingin mengundurkan diri karena pekerjaannya nggak sesuai dengan latar belakang pendidikan. Kita ‘kan pasti maunya bekerja sesuai dengan passion.
7. Resign Karena Mendapatkan Penawaran Lebih Baik
Saat bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit, aku sering mendadak kehilangan rekan kerja. Apalagi staf lapangan yang kondisi kebunnya bagus dengan hasil panen yang optimal. Istilah kerennya sih dia dibajak oleh perusahaan perkebunan lain.
Sebagai staf lapangan yang mendapatkan penawaran lebih baik, kayak gaji yang lebih tinggi atau fasilitas yang lebih memadai. Kita boleh kok mengajukan resign dengan alasan mendapat counter offer yang lebih baik.
8. Gaji Nggak Sesuai
Bukan rahasia lagi kalau kita bekerja untuk mendapatkan penghasilan. Kalau kita memiliki perencanaan keuangan sebelum resign yang bagus, maka kita bisa bebas berhenti kerja kapan saja.
Aku sih yakin banyak banget karyawan yang merasa gajinya nggak sesuai dengan beban pekerjaan yang dimiliki. Aku dulu juga sempat merasa begitu. Menurutku sih nggak masalah kalau kita menjadikan permasalahan gaji sebagai alasan resign.
9. Merasa Nggak Berkembang
Pernah nggak sih Teman-teman merasa stuck dengan pekerjaan kalian? Merasa kalau kemampuan diri nggak berkembang. Kalau iya, kalian bisa menjadikannya sebagai alasan untuk berhenti kerja.
Meski begitu, banyak kok perusahaan yang memberikan beragam pelatihan untuk mengembangkan kemampuan karyawannya.
Sampaikan Alasan Resign dengan Baik
Pada akhirnya, apapun alasan yang kita gunakan untuk berhenti bekerja. Sebaiknya, kita menggunakan cara menyampaikan resign dengan baik. Agar reputasi kita tetap baik di perusahaan yang akan kita tinggalkan atau perusahaan baru yang kita tuju setelahnya.
Pastikan juga kita sudah memiliki beragam jenis aset sebelum resign. Hal ini bermanfaat sebagai bekal kala kita belum mendapatkan penghasilan tetap setelahnya.
Selain itu, kita harus berhati-hati terhadap banyaknya jenis pengeluaran setelah resign yang bikin boncos. Biar nggak ada cerita kesulitan dalam hal finansial setelah kehilangan pekerjaan.